Menteri Luar Negeri Italia Franco Frattini mengatakan daerah di timur Libya Syrenaika tidak lagi berada di bawah kawalan kekuasaan Presiden Muammar Ghaddafi. Hal itu dikatakannya setelah mendapat informasi dari Kedutaan Besar Itali di Tripoli.
Menurut menteri Itali itu, sejauh ini sudah 1000 orang terbunuh di negara utara Afrika itu. “Kami tidak mendapatkan informasi yang lengkap tentang jumlah sebenar warga Libya yang meninggal,” ujarnya kepada wartawan di Rom, Itali.
“Kami percaya bahwa anggaran (jumlah total yang meninggal) sekitar 1,000, itu yang kredibel,” ujarnya seperti dipetik Reuters.
Gambar terbaru dari penunjuk rasa besar-besaran yang berlangsung di Libya oleh para demonstran prodemokrasi dilaporkan bahawa pihak militer menggunakan senjata berat dalam menghalau aksi massa. Gambar itu diambil di sebuah rumah sakit di timur kota Benghazi, yang menunjukan beberapa korban yang meninggal dan tercedera.
Anggaran 1,000 lebih warga terbunuh akibat angkatan udara udara Libya menyerang para demonstran kemarin di Tripoli. Laporan tersebut mengesahkan para korban banyak yang meninggal karena dibedil dari jet pejuang dan senjata helikopter.
Ghaddafi yang telah memerintah Libya selama 42 tahun dalam rampasan kuasa militer yang berdarah. Dalam kemunculannya pertama kali di televisen pemerintah menegaskan bahwa dirinya tidak akan mundur dan akan mati sebagai syahid.
Sementara Menteri Dalam Negeri Libya Abdel Fatah Yuner telah mengundurkan diri dan bergabung dengan para demonstran untuk menggulingkan Ghaddafi. Begitu juga para diplomat Libya di luar negara, ramai yang bangun menentang Gadafi.